Thursday, August 30, 2018
Thursday, August 23, 2018
BEMO MOBIL KECIL YANG PERNAH MELEGENDA DI INDONESIA
Pada tahun 1963
masyarakat Indonesia Khususnya yang bermukim di Jakarta mendapat kejutan kendaraan
beroda 3 model baru. Hal ini terkait dengan Kegiatan Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir.
Soekarno, yang menginiasi kelahiran pesta olahraga negara negara berkembang,
yang lebih dikenal sebagai GANEFO atau the
Games of the New Emerging Forces. Pesta olahraga ini dibentuk pada akhir
tahun 1962 sebagai tandingan Olimpiade. GANEFO dilangsungkan pada tanggal 10
-22 November tahun 1963 di Jakarta. Penyelenggaraan GANEFO berakibatkan tidak
diizinkannya Indonesia untuk mengikuti Olimpiade tahun 1964 di Tokyo. GANEFO
mengambil semboyan Onward! No Retreat
(Maju Terus! Pantang Mundur).
Sejauh kemudian
kendaraan ini sangat terkenal di Indonesia dengan sebutan Bemo (Becak Motor)
walaupun fisiknya kebalikan dengan becak. Kalau becak satu roda di Belakang,
kalau ini di depan. Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan
becak. Karena Perencanaan yang kurang matang hal ini menjadi tidak berhasil,
dan Bemo malah menjadi pelengkap varian kendaraan baru. Bemo tidak hanya hadir di
Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya,
Malang, Padang, Denpasar, dll. karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu
menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada
becak.
Bemo Menunggu Penumpang |
Gapura Ngendro Kleco Jajar tahun 70an |
Di Solo Raya
Bemo eksis melayani masyarakat mulai dari Solo sampai Sukoharjo, Kartasura,
hingga Palur Karanganyar. Waktu itu sangat banyak Bemo berkeliaran di Solo
karena memang lebih cepat dan mampu memuat banyak orang, didepan bisa 2 sampai
3 orang, dibelakang bisa 6 sampai 8 orang, praktis waktu itu sangat dibutuhkan
masyarakat. Bemo waktu itu melengkapi moda transportasi jalanan yang sudah ada,
yang saat itu sudah terlebih dahulu ada; sepeda, sepeda motor, andong, gerobak dan
dokar. Aku masih ingat waktu aku kecil, sekitar umur 5-7 tahun sering aku
diajak orang tuaku ke Sukoharjo waktu itu kami naik bemo dari Gemblegan ke
Sukoharjo. Sering pula keluargaku mencarter Bemo dari pemilik Bemo di Makamhaji
untuk liburan di Alun-alun utara dalam rangka melihat Sekatenan, atau ke Sri Wedari
Penjual Mainan Anak di Sriwedari tahun 70an |
Akhirnya tahun
1979 Bemo di Surakarta mulai tergusur oleh adanya kendaraan roda 4 yang mungil
dari produk Daihatsu. Khusus di Surakarta waktu itu Daihatsu sangat laris
dengan model S38nya, dibanding dengan mobil sejenis merk lain.
Bemo yang masih bagus |
Bemo di terminal |
Inilah
Spesififikasi dari Bemo yang pernah berada di puncak keemasannya diproduksi
sampai 1972 336,534 unit :
Merk
/ Jenis : Daihatsu/ Midget MP
Roda :
3 roda, 1 depan, 2 belakang
Velg/Diameter
Roda : Kaleng/R 10”
Rem : Teromol Hidrolis
Kemudi : Steering wheel
Suspensi
depan : Spiral Spring/teleskopik
Suspensi
Belakang : Leave Spring
Mesin : 305 cc 2 langkah 1 cylinder
Peak
Power : 12 hp
Transmisi : Manual 3 maju, 1 mundur, kopling kering
Monday, August 20, 2018
Pengalaman Bersama Mobil Daihatsu Hijet 1000
Hijet 1000 Mr. White |
Pada tahun 1990an kakakku punya mobil kecil Daihatsu Hijet 1000 diberi nama Mr. White, alias pickup warna putih. Mobil ini termasuk canggih pada masanya. Mesin CB 20 dengan kapasitas cylinder 993 cc. SOHC dengan 6 valve pakai timing belt menghasilkan tenaga 52 ps pada rpm 3200. Suspensi depan Macpherson Strut dengan strut bar dengan suspensi belakang pegas daun posisi di atas axle belakang.
untuk rem masih menggunakan teromol pada keempat rodanya dengan dibantu vacum booster dari mesin. pengereman cukup enak walau menggunakan teromol rem yang cukup kecil sekitar 10".
Untuk manuver cukup enak berkat adanya suspensi Macpherson strut dan strut bar tersebut dan dibantu kemudi yang cukup ringan walau tanpa power steering hanya mengandalkan rack and pinion. Koreksi kemudi cepat dan akurat tanpa pantulan. Mesin 993 cc tiga cylinder terasa sangat mumpuni dan mampu berakselerasi cepat. Dengan ban Ring 12" dan PCD 110 serta rem teromol cukup mumpuni untuk mengusung body hijet 1000 yang tergolong ramping ini. Dengan jarak sumbu roda depan belakang 1825mm dan jarak sumbu depan kiri kanan 1230 mm.
Dulu Daihatsu Hijet 1000 pernah ditest oleh majalah M&M yang waktu itu termasuk majalah otomotif yang sangat terkenal. Ternyata test kemampuan di sirkuit Ancol memberikan data top speed sekitar 130 km/jam. Tester M&M yang didampingi Iwan Suryawan dari Product Development PT. Astra International Inc (waktu itu tahun 1984)., tidak dapat memberikan angka pasti, karena speedometer HIJET 1000 hanya mencapai 120 km/jam sedangkan jarum speedometer jauh melampau angka tersebut. Mungkin lebih tepat jika HIJET 1000 ini dilengkapi speedometer sampai meunjukan 140 km/jam minimal. Hanya ada sedikit kelemahan waktu itu adalah ketika terjadi rem agak kempos mekanik waktu itu bingung setengah mati, karena begitu distel sudah bagus..besoknya kempos lagi.
Akhirnya mobil ini terjual karena sewaktu pulang dari Kendal kakakku mengalami selip dan mobil masuk ke dalam sawah di daerah Merakrejo, waktu itu bernama Merakmati di wilayah Semarang. Setelah di perbaiki sana-sini mulus kembali di jual dengan harga pasaran 4 jutaan.
Pengalamanku Dengan Suzuki Truntung
Ketika itu di tahun 1970-1980 Suzuki mengeluarkan mobil di Indonesia, waktu itu Suzuki mengeluarkan 3 Varian, yaitu model pertama Suzuki Fronte model sedan Hatchback (mobil tanpa ekor) dengan mesin dibelakang 2 silender 360 cc 2 tak, dengan sistem pacu roda belakang (RWD) 4 percepatan.
Model kedua adalah Suzuki Carry, yang masuk ke Indonesia pertama bentuk Station Asli dengan , mesin 360 cc 2 cylinder, 2 tak model ini sangat manis dan modern,
selanjutnya berupa Jenis Pick- Up, namun mengalami ubahan bentuk sesuai dengan permintaan masyarakat Indonesia, mobil ini teramat laris dengan istilah keren Truntung, karena suaranya khas 2 tak dengan mesin 3 Cylinder seri LJ50 dengan kapasitas 550 cc dengan daya angkut 750 kg barang. berikut seri dari Suzuki Truntung ST 20 sampai dengan terakhir tahun 83
Waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 saya pernah memelihara mobil Suzuki Truntung, peliharaannya mudah, cuma penyakit khas 2 tak, yaitu sukar menyala bila kondisi dingin, harus di start beberapa kali baru nyala..
Akhirnya dengan hati berat aku lepas Si Truntung Coklat karena sering di protes sama anakku yang kecil. "Pak ambune truntunge bapak meplegi", begitu tukas Puteri anakku yang kecil...akhirnya aku barter dengan teman...
Oh ya melanjutkan pembahasan model yang terakhir adalah model SUV kalau orang dulu suka menyebut model Jip..Suzuki memperkenalkan Jimny model LJ50 ini mesinnya persis dengan Suzuki Carry ST20,
Mesin 2 stroke engine 3 Cylinder 550 cc 4 WD
.....Sekian dulu sampai jumpa di postingan berikutnya
Model kedua adalah Suzuki Carry, yang masuk ke Indonesia pertama bentuk Station Asli dengan , mesin 360 cc 2 cylinder, 2 tak model ini sangat manis dan modern,
selanjutnya berupa Jenis Pick- Up, namun mengalami ubahan bentuk sesuai dengan permintaan masyarakat Indonesia, mobil ini teramat laris dengan istilah keren Truntung, karena suaranya khas 2 tak dengan mesin 3 Cylinder seri LJ50 dengan kapasitas 550 cc dengan daya angkut 750 kg barang. berikut seri dari Suzuki Truntung ST 20 sampai dengan terakhir tahun 83
Waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 saya pernah memelihara mobil Suzuki Truntung, peliharaannya mudah, cuma penyakit khas 2 tak, yaitu sukar menyala bila kondisi dingin, harus di start beberapa kali baru nyala..
Akhirnya dengan hati berat aku lepas Si Truntung Coklat karena sering di protes sama anakku yang kecil. "Pak ambune truntunge bapak meplegi", begitu tukas Puteri anakku yang kecil...akhirnya aku barter dengan teman...
Oh ya melanjutkan pembahasan model yang terakhir adalah model SUV kalau orang dulu suka menyebut model Jip..Suzuki memperkenalkan Jimny model LJ50 ini mesinnya persis dengan Suzuki Carry ST20,
Mesin 2 stroke engine 3 Cylinder 550 cc 4 WD
.....Sekian dulu sampai jumpa di postingan berikutnya
Subscribe to:
Posts (Atom)