Pada tahun 1963
masyarakat Indonesia Khususnya yang bermukim di Jakarta mendapat kejutan kendaraan
beroda 3 model baru. Hal ini terkait dengan Kegiatan Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir.
Soekarno, yang menginiasi kelahiran pesta olahraga negara negara berkembang,
yang lebih dikenal sebagai GANEFO atau the
Games of the New Emerging Forces. Pesta olahraga ini dibentuk pada akhir
tahun 1962 sebagai tandingan Olimpiade. GANEFO dilangsungkan pada tanggal 10
-22 November tahun 1963 di Jakarta. Penyelenggaraan GANEFO berakibatkan tidak
diizinkannya Indonesia untuk mengikuti Olimpiade tahun 1964 di Tokyo. GANEFO
mengambil semboyan Onward! No Retreat
(Maju Terus! Pantang Mundur).
Sejauh kemudian
kendaraan ini sangat terkenal di Indonesia dengan sebutan Bemo (Becak Motor)
walaupun fisiknya kebalikan dengan becak. Kalau becak satu roda di Belakang,
kalau ini di depan. Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan
becak. Karena Perencanaan yang kurang matang hal ini menjadi tidak berhasil,
dan Bemo malah menjadi pelengkap varian kendaraan baru. Bemo tidak hanya hadir di
Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya,
Malang, Padang, Denpasar, dll. karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu
menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada
becak.
Bemo Menunggu Penumpang |
Gapura Ngendro Kleco Jajar tahun 70an |
Di Solo Raya
Bemo eksis melayani masyarakat mulai dari Solo sampai Sukoharjo, Kartasura,
hingga Palur Karanganyar. Waktu itu sangat banyak Bemo berkeliaran di Solo
karena memang lebih cepat dan mampu memuat banyak orang, didepan bisa 2 sampai
3 orang, dibelakang bisa 6 sampai 8 orang, praktis waktu itu sangat dibutuhkan
masyarakat. Bemo waktu itu melengkapi moda transportasi jalanan yang sudah ada,
yang saat itu sudah terlebih dahulu ada; sepeda, sepeda motor, andong, gerobak dan
dokar. Aku masih ingat waktu aku kecil, sekitar umur 5-7 tahun sering aku
diajak orang tuaku ke Sukoharjo waktu itu kami naik bemo dari Gemblegan ke
Sukoharjo. Sering pula keluargaku mencarter Bemo dari pemilik Bemo di Makamhaji
untuk liburan di Alun-alun utara dalam rangka melihat Sekatenan, atau ke Sri Wedari
Penjual Mainan Anak di Sriwedari tahun 70an |
Akhirnya tahun
1979 Bemo di Surakarta mulai tergusur oleh adanya kendaraan roda 4 yang mungil
dari produk Daihatsu. Khusus di Surakarta waktu itu Daihatsu sangat laris
dengan model S38nya, dibanding dengan mobil sejenis merk lain.
Bemo yang masih bagus |
Bemo di terminal |
Inilah
Spesififikasi dari Bemo yang pernah berada di puncak keemasannya diproduksi
sampai 1972 336,534 unit :
Merk
/ Jenis : Daihatsu/ Midget MP
Roda :
3 roda, 1 depan, 2 belakang
Velg/Diameter
Roda : Kaleng/R 10”
Rem : Teromol Hidrolis
Kemudi : Steering wheel
Suspensi
depan : Spiral Spring/teleskopik
Suspensi
Belakang : Leave Spring
Mesin : 305 cc 2 langkah 1 cylinder
Peak
Power : 12 hp
Transmisi : Manual 3 maju, 1 mundur, kopling kering
No comments:
Post a Comment